Teman-temanmu sedang berpesta ya? Wah, selamat. Aku turut
bahagia atas keberhasilanmu mengelabuiku. Perlukah aku memberimu hadiah?
Lemparan sepatu mungkin? Atau tonjokkan? Atau tamparan? Atau makian? Bila
perlu, tentu dengan senang hati aku akan melakukannya untukmu. Pilihlah yang
mana yang kau sukai. Nanti aku akan menurutinya. Semakin banyak kau minta, aku
akan semakin senang.
Sudah berapa kali teman-temanmu terseyum dengan tampang
mengejek saat melihatku? Rasanya tak bisa lagi dihitung dengan jari. Sepuluh?
Lebih. Dua puluh? Lebih. Tigapuluh? Tampaknya juga lebih. Lihatlah, aku sampai
tak mampu menghitungnya. Berarti kau, dan teman-temanmu hebat sekali ya? Aku
salut.
Mengenai dirimu sendiri, kau tampaknya begitu bangga akan
keberhasilanmu. Senyummu, tatapanmu saat melihatku, menyiratkan betapa puasnya
kau bisa menusuk dan menghancurkan perasaanku. Aku memang tak pernah tahu apa
yang kau bicarakan dengan teman-temanmu mengenai aku. Tapi, hatiku berkata, kau
sedang pamer. Kau sedang bercerita betapa bodohnya aku. Betapa payahnya aku
yang mudah percaya akan janji-janji manismu. Lalu teman-temanmu akan tertawa
lepas dan mengejekku. Aku tak tahu adanya benar seperti itu atau tidak. Itu kan
hanya kata hatiku.
Hei, tak pernah sadarkah kau dan teman-temanmu akan apa yang
kalian lakukan? Kalian tidak bisa mati, lalu hidup lagi, menjadi pribadi yang
baru lagi. Itu mustahil. Hidup ini hanya sekali. Dan hidup yang hanya sekali
ini, mengapa kalian gunakan untuk terus menyakiti orang lain? Mengapa kalian
gunakan untuk menghancurkan perasaan wanita-wanita yang tulus mencintai kalian?
Mengapa kalian gunakan untuk menyandang status PHP? Coba pikirkan. Renungkan.
Siapa sebenarnya yang bodoh? Mungkin kalian menganggap yang
bodoh adalah wanita-wanita yang menjadi korban kalian. Kalau kalian benar
beranggapan begitu, kalian salah. Di sini, yang bodoh adalah kalian. KALIAN.
Bukan wanita-wanita itu. Mereka tak salah. Mereka mencintai kalian dengan hati
mereka. Mereka percaya pada kalian bukan karena mereka payah, tapi karena
mereka sungguh-sungguh akan perasaan mereka. Beda dengan kalian. Yang hanya
mencari kesenangan. Coba pikirkan. Renungkan.
Bukankah akan lebih indah bila hidup ini diisi dengan
kebaikan? Diisi dengan membalas cinta tulus juga dengan ketulusan?
Hei, para PHP, Geng PHP. Pikirkan dan renungkan semua yang
kalian lakukan selama ini. Pikirkan korban-korban kalian. Pikirkan andai kalian
diperlakukan seperti itu. Pikirkan. Pikirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar