Jumat, 28 Desember 2012

Masih Ada Persamaan


Kita sama-sama iri melihat orang lain memiliki kekasih
‘Agak iri liat orang pacaran..’ kira-kira begitulah statusmu yang sempat kubaca. Dari situ aku bisa menyimpulkan betapa kerasnya kau menahan hati untuk tidak tenggelam dalam kesedihan. Melihat orang lain bisa bermesraan dengan kekasihnya, melihat rangkulan dan pelukan, melihat mereka bisa tertawa lepas dalam ikatan cinta. Sementara hatimu sepi. Sementara hanya pahit yang bisa kau tulis untuk mengisi lembaran kehidupanmu.
Tahukah kau? Dalam hal ini kita sama. Aku juga kesakitan melihat teman-temanku dan hati mereka yang telah terisi. Aku juga bersusah payah menahan airmata ketika ada sepasang kekasih yang lewat di hadapanku. Melihat raut wajah bahagia mereka, otakku seperti memutar waktu-waktu yang berlalu. Ada kau. Ada aku. Ada kita. Betapa indahnya dunia saat itu. Betapa indah saat hati kita sama-sama dipenuhi cinta. Aku sering merindukannya. Kali ini benar kurasakan, manakala hal yang dulu terasa biasa saat kita menjalaninya, kini menjadi begitu berarti karena ‘kita’ sudah tak ada.
Namun, sekalipun kau dan aku sama-sama mengeluarkan airmata, sama-sama marah pada Sang Waktu, sama-sama meronta minta bebas dari rasa duka, semua itu takkan pernah bisa mengembalikan ‘kita.’

Kita sama-sama mempertahankan tali pertemanan
Memang tak ada ‘kita’ lagi dalam kamus hati. Meski begitu, kau dan aku tetap berusaha mempertahankan kebaikan di tali pertemanan kita. Mungkin orang lain akan bermusuhan ketika sudah putus dengan pacarnya. Tapi kita tidak. Dan aku sangat bersyukur mengenai hal itu. Kadang di saat-saat tertentu, aku masih menganggapmu seperti dulu. Aku masih sering merasa senyumanmu itu untukku. Tanganmu itu untuk merangkulku.
Bagaimana denganmu? Adakah kau merindukanku?

Kita sama-sama sendiri
Hahaha. Aku sempat tertawa ketika memutuskan untuk menuliskan persamaan kita yang ini. Sudah sebulan lebih kita putus. Dan kita juga masih sama-sama sendiri! Aku tak punya GBTan. Tak berminat juga mencarinya untuk menjadi penggantimu. Semua bagiku terasa membosankan. Entah mengapa. Mungkin hatiku memang belum siap dapat pengganti. Atau hatiku masih benar-benar mencintaimu? Aku tak tahu. Dan biarlah menjadi rahasia TUHAN tentang apa yang kurasakan ini. Aku tak tahu pasti mengenaimu. Yang aku tahu kau juga masih sendiri. Doaku, semoga kau cepat dapat penggantiku.

Satu hal, adakah kita juga menyimpan rindu yang sama?

Salam dari masalalumu,
-Litha-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar