Hari ini aku pusing. Aku bingung mau ngapain. Besok libur,
dan belajar tidak perlu didasarkan pada “besok sekolah”, “ada tugas”, dan “ada
ulangan”. Tapi sungguh aku beneran malas.
Aku lalu ingat, aku masih punya setumpuk rekaman momen yang
belum kupindah dari memori kamera ke pc. Jadi kulakukan itu. Memindahkan foto-foto
amatiran dan sok menyeleksi, siapa tahu aku ketemu yang lumayan bagus, lalu aku
terinspirasi.
Aku nggak tahu mau ngapain lagi setelah itu, jadi aku iseng
buka-buka folder, terus aku lihat foto-foto jaman dulu. Dulu, belum bahulak.
Aku ketemu banyak foto mama.
Aku lihat mama diabadikan dengan banyak pose dan ekspresi. Aku
jadi mengingat-ingat. Kapan ya terakhir aku jalan sama mama?
Aku benci bilang, tapi hati kadang menunggu untuk diakui,
dan rasa setia berharap agar diungkapkan. Aku sering iri kalau aku lihat
teman-teman bisa jalan bareng keluarga mereka, kayak teman satu geng yang bisa fullteam. Kayaknya asyik. Kayaknya juga
sudah bukan kayaknya. Ah aku jadi engga ngerti aku ngomong apa. Pokoknya aku
iri. Aku tahu kok, iri itu dosa. Tuhan engga suka. Tapi aku cuma berusaha
jujur. Kejujuran adalah segalanya, bukan? Aku harap persepsiku tidak salah
sekalipun jaman sudah berubah.
Aku kangen bisa jalan sama mama. Kemana aja deh. Kangen bisa
ke gereja sama mama. Aku harap bisikanku sampai ke Tuhan, karena aku engga
cukup berani buat bilang keras-keras.
Mama cepat sembuh, ya?
Maaf tulisan ini memang agak beda.
Aku nggak bermaksud puitis, cuman ngomongin fakta.
Aku nggak bermaksud puitis, cuman ngomongin fakta.
Aku juga engga tahu barusan sudah ngomong apa saja.
Kalo engga suka ya enggapapa. Hak semua manusia.
Hidup kan penuh pro dan kontra.