Untuk kamu, pengendali mood ku. Untuk kamu, yang amat sangat sulit
untuk ditebak.
Aku tak menyangka kamu jadi sesensitif ini. Semula kupikir
kamu sama sekali tidak berubah. Tapi hari ini, aku dibuat tersentak oleh
tulisan-tulisanmu. Lebih cuek. Nada-nada keras. Kemuakan yang amat sangat. Semua
kriteria itu nyaris ada di setiap tweetmu.
Sikap ogah-ogahanmu menjalar dan merenggut nyali yang sudah setengah jadi. Kau buat
aku takut lagi. Kau buat aku ragu lagi.
Ada apa dengan kamu? Apa karena aku tidak bisa menemanimu
sehari penuh di jejaring sosial, kamu jadi seperti ini?
Sayang, kamu seperti tidak tahu. Dalam sehari aku punya
banyak tugas dan hal-hal lain untuk kukerjakan. Kegiatanku bukan hanya
menemanimu seharian di twitter. Bukankah
semua orang juga begitu? Hanya saja mereka (dan kamu) punya fasilitas lebih
yang bisa membuat kalian setia di jejaring sosial.
Satu hal yang sesungguhnya aku benci untuk mengakui, tapi
aku juga tidak ingin munafik. Kamu adalah manusia yang bisa mengendalikan mood ku. Dengan tulisanmu, dengan
sikapmu, kamu bisa membuat mood ku
jadi baik, juga bisa menurunkannya jadi lebih dari jelek. Kamu membuatku kelu,
kamu membuatku candu, kamu membuatku memburu, kamu membuatku selalu rindu.
Hah, dengan kata apa kamu harus kudeskripsikan? Kamu terlalu
rumit untuk dijelaskan. Terlalu berat untuk terus dipikirkan. Juga terlalu
indah untuk diabaikan.
Itulah kamu. Membingungkan tapi membuat rasaku jadi
menggebu. Kamu melenyapkan semua logikaku, lalu pegang kendali atas perasaanku.
Seperti psikopat. Psikopat cinta. Jahat, memabukkan, tapi jadi terlalu penting
untuk dilupakan.
Terimakasih telah membuat otakku nyaris pecah dan berantakan
karena memikirkanmu. Terimakasih telah membuatku nyaris gila dan hilang akal
karena selalu salah menebak sikapmu. Terimakasih telah membuatku kelelahan dan
kebingungan.
Aku sayang kamu.
Karena kamu bisa mengendalikan hatiku dan membuat darahku
berpacu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar