Senin, 10 Juni 2013

Adakah Kamu Berharap yang Sama?


Kita sudah berpisah sekian lama, sayang. Dan masing-masing dari kita seolah menolak untuk berpindah ke lain hati. Kamu masih saja sendiri. Begitu pula denganku. Entah apa yang mendasari kesendirianmu. Dariku, aku masih mencintaimu hingga aku tak sanggup menghapus semua hal berbau dirimu. Aku masih memikirkanmu dan mendoakanmu setiap hari, seperti kau masih terikat suatu hubungan denganku.

Kita sempat saling diam beberapa bulan. Serius pada jalan hidup masing-masing dan berusaha menepis semua keindahan yang pernah kita rasakan. Sampai pada suatu waktu, aku tidak tahan lagi untuk hidup dalam kepura-puraan. Aku tidak bisa bertahan dalam kebohongan. Aku tidak bisa bohong pada semua orang juga diriku sendiri, kalau aku masih menyimpan perasaan yang sama untukmu.

Aku mulai jujur di jejaring sosial. Aku mulai mengungkapkan rasa apa yang ada di dalam hati ini, dan seberapa keras perjuanganku untuk mempertahankan semua itu. Aku mulai rajin menuliskannya sekalipun aku tidak berani berharap kamu akan membaca lalu membalasnya. Tapi justru itulah yang terjadi. Kamu mulai me-retweetnya. Kamu mulai menulis tweet yang sedikit menyentil perasaanku.

Jujur, aku senang. Respon sederhana itu seakan membuat harapanku menebal dan aku tidak mampu menyembunyikan bahagia ini. Kamu juga ikhlas datang jauh-jauh ke rumah temanku demi menitipkan kado ulang tahun yang sudah kamu siapkan untukku. Suatu hal yang tidak kuduga sama sekali. Namun terkadang, aku bertanya-tanya mengapa kamu masih saja jual mahal di depanku. Masih selalu menjawab pertanyaanku sesingkat mungkin. Seperti menggambarkan kemuakan yang amat sangat.

Maka, buatlah aku paham dengan caramu, sayang. Buatlah aku berhenti menggores tanda tanya besar di dalam hati. Buatlah aku berhenti memusingkan sikap acuh tak acuhmu. Buatlah aku berhenti menebak-nebak perasaanmu.

Aku ingin kita seperti dulu lagi, sayang. Berbagi sedih dan senang bersama. Menghabiskan waktu bersama. Bercanda bersama. Tertawa bersama. Dan merangkai impian kita bersama. Aku sungguh berharap saat-saat indah itu kembali lagi, sayang. Meski kamu masih tetap memilih acuh tak acuh denganku.

Aku merindukanmu, sayang. Aku merindukanmu. Tak peduli apa responmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar