Kamis, 13 Juni 2013

Apa Kita Masih Punya Kesempatan?

Aku bukan tuhan, sayang. Juga bukan malaikat. Kamu tentu tahu itu. Aku manusia biasa, sama seperti kamu. Aku tidak punya hak untuk mengatur hidupku sendiri. Aku tidak boleh tahu hal apa yang akan terjadi setelah ini. Jangankan hari esok, satu jam yang akan datang saja aku tidak tahu.

Jujur saja, aku tidak berhenti mempertanyakan semuanya pada Tuhan. Aku masih mengirim tanda tanya besar pada-Nya tentang kita. Tentang semua hal yang Dia ijinkan terjadi dalam hidup kita. Hal-hal yang membuat kita bahagia, kecewa, marah, sedih, semuanya.

Sayang, seperti yang kita ketahui, cinta manusia memang tidak sempurna. Karena yang sempurna hanya milik Dia, Tuhan yang mengijinkan kita ada dalam waktu yang sama. Aku tidak protes akan ketidaksempurnaan cinta kita, sayang. Aku hanya belum paham. Aku belum mampu mengerti mengapa harus sedemikian sakit yang kita rasakan. Mengapa deraan itu datang, ketika kita mulai mantap dengan pilihan kita? Mengapa perpisahan itu muncul, saat kita sudah selesai merangkai mimpi dan harapan-harapan kita?

Kalau ditanya, tentu aku tidak ingin semua ini terjadi. Siapa yang rela kebahagiaannya diambil secara paksa? Hanya manusia bodoh yang benar mengikhlaskannya. Kadang aku berpikir, apa benar kita masih diberi kesempatan untuk bersama lagi? Apa iya, kita masih punya cukup waktu untuk memungut mimpi-mimpi kita yang berserakan, lalu menyusunnya dengan hati-hati, seperti yang dulu kita lakukan?

Aku selalu berharap semua yang kita sebut bahagia bisa kembali, dan kita bisa merasakannya lagi. Tapi aku takut, sayang. Aku takut semua itu takkan terwujud karena kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama.

Sayang, mungkin yang kupertanyakan dan kutakutkan juga yang kau pertanyakan dan kau takutkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar