Sudah 196 hari berlalu, dan kamu masih saja tersimpan di
otakku. Masih ada cinta yang kupertahankan dalam hati ini, dan aku berjanji
untuk tidak memberikannya kepada siapapun kecuali kamu. Aku selalu
memikirkanmu. Setiap malam, setiap bintang bersinar dan bulan terang benderang,
aku menggenggam bayangmu erat dan tak pernah punya pikiran untuk melepaskannya.
Aku masih sering mencumbui bayanganmu. Hanya bayanganmu. Karena sebatas itulah
kemampuanku.
Semula kukira aku hanya butuh beberapa hari untuk bisa
melupakanmu. Tapi ternyata tidak. Semua meleset jauh dari apa yang sempat
kuperkirakan. Hari-hari yang berlalu tanpa dirimu seakan menggerogoti nyawaku.
Setelah yang disebut indah itu bergeser posisi menjadi masalalu, aku baru
benar-benar sadar akan berartinya dirimu.
Kamu adalah yang terindah. Dan akan selalu begitu. Tidak
pernah kusesali apa yang sudah terjadi. Namun bila aku punya kesempatan untuk
bisa menikmati masa-masa bersamamu lagi, aku ingin waktu melemparkan jangkarnya
di sana dan tidak pernah menariknya kembali. Aku selalu ingin bersamamu. Aku
ingin membiarkan dunia berlalu dan mataku tetap terpaku pada sosokmu. Hanya
kamu. Bukan yang lain.
Aku seperti seorang anak kecil yang punya mimpi lebih tinggi
dari tempat bintang-bintang. Aku tahu apa yang kuimpikan bukan hanya perlu
perjuangan, tapi juga perlu mukjizat. Mustahil rasanya semua jadi kenyataan
seindah yang bisa dibayangkan. Tapi aku tidak peduli. Aku senang melakukannya.
Aku senang tenggelam dalam kenangan bersama bayanganmu meski aku tahu masa itu
(mungkin) tidak akan terjadi lagi.
Sudah terlalu banyak hal terjadi dalam hidupku, tentunya
tanpa sepengetahuanmu. Sudah ada hati yang menawarkan diri untuk mengisi
kekosongan ini. Namun keindahannya tak mungkin menyamai keindahan yang kau punya
apalagi menggantikannya. Masih kamu yang
terindah, sayang. Dan aku berharap semua itu takkan berubah.
Aku ingin kamu datang. Meski maksud kedatanganmu hanya
seperti kilat yang mengiringi hujan. Aku ingin memelukmu, sekali lagi. Aku
ingin menggenggam jemarimu lebih erat. Aku ingin menatap jernihnya bola matamu.
Aku ingin melihat senyum dan tawamu karenaku lagi. Aku ingin bernapas
bersamamu. Aku ingin merapal namamu dalam do’aku. Aku ingin ada bahagiamu di
setiap detak jantungku. Aku ingin melakukannya sampai Sang Waktu menyerah.
Sampai ia berhenti berjalan dan membiarkan kita bersama.
Selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar