Rabu, 08 Mei 2013

Tetap Jadilah Masalalu Meski Aku Rindu


Aku sudah berjuang sangat keras untuk bisa melupakanmu. Aku sudah memeras tenaga untuk bisa menepis bayangmu. Aku sudah menahan hatiku agar tidak tenggelam dalam kerinduan akan sosokmu. Berusaha kuabaikan kenangan-kenangan kita dulu. Berusaha tak kuindahkan senyum dan tawamu yang selalu berputar-putar di otakku.

Aku berhasil.
Aku mulai terbiasa dengan sisi jiwaku yang sendirian. Aku mulai kerasan dengan duniaku yang tanpa dirimu. Tapi ternyata, semua itu tak berlangsung lama.

Tiba-tiba aku merasa ada satu lubang di hatiku. Kucoba untuk membiarkan keberadaannya. Lagi-lagi, itu perbuatan yang salah. Lubang itu semakin besar. Semakin berkuasa. Semakin menggerogoti hatiku.  Menyerobot jalan cintaku. Menutup mata hatiku.

Seakan tak mampu bergerak sesuai kemampuanku, seakan semua gerakanku dikendalikan oleh lubang itu, aku membiarkan kepalaku menoleh ke arahmu lagi. Aku mengikhlaskan mataku menangkap siluetmu lagi. Matamu. Hidungmu. Bibirmu. Masih terpahat indah. Masih menimbulkan rindu yang menggamit resah.
Tanganku terangkat sebelum aku mampu menahan diri. Ia seperti punya pikiran sendiri. Kakiku berderap sebelum aku sempat menyadari. Ia seperti punya keinginan sendiri. Aku berlari. Berusaha menggapai sosokmu dengan jemariku yang kian melemah. Kamu terlihat semakin jauh. Tapi titik awal ini aku sungguh tidak peduli. Aku terus berlari. Tapi pada satu titik, ketika lelah mulai berjangkit di seluruh tubuh, aku menyadari aku tidak mungkin bisa menggapaimu lagi.

Sejenak, aku berhenti. Terengah-engah. Kehilangan arah.
Terhuyung-huyung aku jatuh terduduk. Mulai gelisah. Mulai resah. Mulai gundah. Tak lagi kudapatkan bayanganmu berdiri di satu arah. Kamu menghilang. Tanpa bekas.

Rindu mulai menggebu. Sekeliling gelap menambah galau hatiku. Aku merana. Aku putus asa. Tapi aku yakin itu semua tak mampu menyeretmu pulang.

Hari ini aku disadarkan kenyataan. Kamu adalah masalalu. Dan disanalah kamu harus berada. Disanalah kamu harus tinggal. Disana aku bisa menemukanmu. Tapi bukan menemukan untuk didapatkan. Bukan menemukan untuk mengusir kerinduan. Bukan menemukan untuk dijadikan masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar