Selasa, 07 Mei 2013

Aku Tidak Berharap


Kado? Tidak. Ucapan selamat? Tidak. Kedatangan manusia istimewa? Juga tidak. Tidak. Tidak ada angan. Tidak ada keinginan. Tidak ada harapan.

Aku sudah malas berharap. Aku tidak peduli orang berkata hidup tanpa harapan adalah kematian. Aku tidak peduli! Omong kosong! Sok suci! Nyatanya banyak manusia bisa hidup tanpa punya sekeping harapanpun dalam benaknya. Nyatanya juga, banyak manusia yang putus nyawa akibat terlalu berharap. 

Apa gunanya berharap? Tidak ada! Yang punya hidup kan Tuhan, bukan kita. Jalan hidup diatur Tuhan, bukan disusun pikiran kita. Semua kejadian dirancangkan Tuhan, bukan dibuat berdasarkan kesenangan kita. Kurasa lebih baik menjalani kehidupan nyata dengan sebaik mungkin daripada berlama-lama  tenggelam dalam angan yang memabukkan dan bisa membawa pada kematian.

Juga adanya hari ini, aku tidak benar-benar memikirkannya. Hari Selasa. Tanggal 7 Mei. Apa bedanya dengan hari-hari sebelumnya? Apa hanya karena umurku bertambah satu tahun, lalu hari ini bisa disebut istimewa? Ah, tidak. Itu pikiranku beberapa tahun silam. Dan sudah tak kupercayai lagi sekarang.

Semua manusia rasanya bertanya hal apa yang kuinginkan saat ini. Bertubi-tubi. Seperti memaksa. Meminta sebuah jawaban. Dan aku harus memutar otak lebih cepat untuk menjawabnya. Hal? Yang kuinginkan? Tidak ada. Bagiku sudah lebih dari cukup bisa hidup sampai limabelas tahun. Sudah lebih dari cukup boleh bernapas gratis selama limabelas tahun, boleh punya teman-teman yang baik, keluarga yang perhatian. Apalagi yang kuinginkan? Hidup lebih baik, jelas. Tapi diluar itu aku sungguh pusing mau menjawab apa.
Baiklah, memang tidak ada yang salah dengan harapan. Semua manusia bisa terus hidup dengan harapan selama yang diharapkan adalah hal yang masuk akal. Sayangnya harapanku banyak yang tidak masuk akal! Aku hanya tidak ingin terbunuh dengan harapan-harapan yang tidak masuk akal itu.

Sudahlah, aku tidak ingin menggores luka di hatiku sendiri. Aku tidak berharap. Tapi bukan berarti aku hidup tanpa satupun harapan.

1 komentar: