Minggu, 09 Juni 2013

Andai Aku Mampu

Aku bukan siapamu. Aku tak punya hak untuk mencemburui kedekatanmu dengan wanita lain. Aku tak diperbolehkan protes saat kamu tidak meresponku dengan baik. Tapi aku sendiri juga tak mampu mendinginkan hati ketika kulihat wall facebookmu dipenuhi tulisan-tulisan wanita lain. Atau ketika kamu mengacuhkanku. Aku sendiri juga tak paham, penyakit apa yang sedang melanda hatiku.

Aku selalu dibuat pusing dengan sikapmu yang tak tertebak itu. Kamu masih sama dengan kamu yang dulu. Misterius dan penuh kejutan. Dua hal itu yang kurasa mampu membuatku mati-matian mempertahankan perasaan ini kepadamu. Bagaimana tidak? Di satu sisi, kamu membuatku galau dengan respon cuekmu. Tapi di sisi lain, kamu menciptakan atmosfir bahagia yang belum tentu pria lain bisa mewujudkannya.

Lantas, aku yang harus kulakukan, sayang? Aku bingung disini dan kamu tetap tak peduli dihadapanku.

Aku ingin berjuang. Tapi aku takut. Aku takut kalau perjuanganku adalah sesuatu yang salah dan akan membuatku jauh lebih terpuruk lagi. Aku tidak bisa membayangkan rasanya kelelahan sekaligus kehilangan. Maka aku bersikeras bertahan dalam ketidakjelasan sikapmu ini. Bodoh, memang. Tapi aku punya hak apa?

Hah, seandainya aku mampu membuatmu kembali, sayang. Seandainya hatiku lebih kuat dari yang kumiliki. Seandainya aku bisa mendapat kesempatan kedua tanpa perlu mengorbankan bahagiaku terlalu banyak. Seandainya, seandainya.

Ini doaku, sayang: berharap kamu akan kembali. Berharap kamu bisa kugapai lagi. Meski hanya dalam mimpi :”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar