Senin, 05 November 2012

Mimpi dan Airmata


Saya terbangun dengan keringat bercucuran dan detak yang berlari. Mimpi barusan benar-benar buruk. Rasanya seperti nyata. Tiba-tiba saja saya merasa takut. Bila di mimpi saja saya bisa begitu, bagaimana kenyataannya?

Oh tidak. Jangan. Jangan. Saya sudah merasa sakit tentang kejadian akhir-akhir ini. Dan saya tak ingin mimpi buruk itu tertuang di kisah saya.

Sebenarnya, ini bukan urusan saya. Tapi entah mengapa, saya senang memikirkannya. Memikirkan Anda. Tentang Anda.

Sesungguhnya, Anda itu baik. Hanya saja, sikap Anda sering membuat saya memeras otak. Saat saya tidak benar-benar sendiri, Anda ada di samping saya. Anda selalu sedia meluangkan waktu untuk bersama saya meski tak ada topik yang benar-benar saya ingin bahas. Disitu Anda seolah membuat saya terlalu yakin mengenai Anda dan rasa dalam hati Anda yang dialamatkan pada saya.
Dan sekarang, saat saya benar-benar sendiri, SLASH!! Anda menghilang.
Maksud saya bukan menghilang tak berbekas, tapi seolah Anda menarik diri dari hidup saya.

Kalau saya boleh jujur, itu sakit. Akhir-akhir ini saya sering membutuhkan Anda. Saya butuh telinga Anda untuk masalah-masalah saya. Sayangnya, saya tak lagi mendapatkannya. Ketika saya butuh, Anda justru menghabiskan waktu bersama teman-teman dan mantan Anda di hadapan saya. Saya disini hanya bisa diam dan memperhatikan Anda dari kejauhan.
Sebenarnya, saya bisa saja memanggil Anda. Tapi mengingat tentang diri sendiri, saya jadi mengurungkan niat itu.

Saya tahu, saya bukan siapa-siapa dibanding mereka yang namanya ada di lembar pertama otak anda.
Mereka, termasuk Anda, adalah orang-orang yang dikenal dan diperhitungkan. Coba bandingkan dengan saya. Pasti jauh sekali. Apa yang mau dibanggakan dari saya?

Saya sempat mendengar dari teman saya, anda akan kembali menjalin hubungan dengan.... Ehm,.
Dan itu mebuat saya kacau balau. Saya merasa jatuh, merasa bodoh karena seakan anda menipu saya soal ini.

Tapi saya bisa apa?

Apakah saya harus menangis sejadi-jadinya? Bersujud memeluk kaki anda seperti orang gila dan berkata, “I need you” ?

Saya pikir tidak.
Saya rasa itu sia-sia.
Toh semua usaha saya belum tentu membuat anda kembali seperti dulu.

Saya heran, dimana anda yang dulu?

Hanya pamit sementarakah atau memang berniat pergi?

Kalau pamit sementara, saya harap anda cepat kembali.
Kalau memang berniat pergi, ya silakan.

Mungkin sudah jalannya saya begini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar