Halo, yang pernah kusayang
sesaat. Hahaha.
Aku tiba-tiba ingin menulis ini.
Kemarin seorang teman memberitahuku kalau kamu sudah punya kekasih. Sebenarnya
aku tak paham mengapa ia mengabarkan itu padaku. Tak penting bukan buatku?
Kecuali ada yang lebih besar dari itu. Misalnya saja kamu menikah atau apalah.
Hahaha. Maafkan, aku cuma bercanda. Entah mengapa selera humorku sedang
rendah-rendahnya. Oh, aku tak peduli. Mungkin aku terlampau lelah berkencan
dengan soal-soal ujian.
Baiklah. Aku ikut bahagia kamu
sudah punya yang lebih dari aku. Jadi, move
on tak seburuk itu, bukan? Kamu tak perlu waktu lama untuk berpindah ke
lain hati. Maka jangan menilainya seburuk itu kala kamu belum mengalami.
Kudengar wanitamu sangat sayang padamu, bukan? Tak seperti aku yang ternyata
hanya bawa perasaan sesaat. Itu salah satu kekonyolanku dan akupun heran
bagaimana bisa aku mengartikan pesonamu seberlebih itu. Ternyata aku pernah
bodoh juga. Jadi bersyukurlah aku minta lepas. Aku telah menyelamatkanmu dari cintaku
yang tak seberapa itu. Kamu pantas dapat yang jauh lebih baik, dan bukan aku
tentunya. Simpanan rasamu sejak SD yang telah kutolak mentah-mentah adalah bukti bhawa aku memang bukan buatmu. Sempurna! Oh aku
terlalu bahagia.
Aku benar-benar bersyukur kamu
dulu mau saja kuajak jalan sendiri-sendiri lagi. Kalau memang takdir labirin
kita berbeda, sekuat apapun kamu kepingin pasti tidak akan bisa. Dan aku
berterimakasih untuk itu. Terimakasih untuk kesediaanmu melepasku dan membiarkanku
terbang bebas ke dunia petualanganku. Dengan teman-teman yang membuatku merasa
jauh bahagia. Aku tahu kamu sempat patah. Tapi kini ada kekasihmu yang bisa
menjadi penyembuh. Aku senang.
Oh, ya. Awalnya aku sempat ingin
marah kala kutahu, kamu penah mencium kekasihmu saat kita masih bernaung dalam
status yang sama. Bukan marah karena cemburu, tapi karena kecolongan!
Seharusnya aku tahu itu dari awal jadi
aku punya alasan kuat untuk minta dilepas. Sudahlah, ya. Itu masalalu.
Intinya kita sama-sama munafik,
bukan? Setiap manusia punya sisi kemunafikan masing-masing. Sudah rahasia umum.
Jadi buatku (seharusnya waktu itu) sebelum kamu melimpahkan sumpah serapah dan
amarah karena aku setega itu, kamu cek bagaimana kelakuanmu. Baik, aku memang
menyia-nyiakan kamu, kuakui. Tapi kamu juga berbuat ‘yang iya-iya’ dibelakangku. Impas bukan? Jadi, jangan dendam, ya.
Kalau aku boleh cerita, aku
bahagia benar kamu lepas, sungguh. Aku tak tahu harus berkata apalagi, aku
kehilangan banyak kalimat saking senangnya. Aku merasa duniaku kembali dan hati
ini jadi berwarna lagi. Aku sekarang punya manusia kesayangan, kalau kamu mau
tahu. Dia baik, sungguh. Terimakasih sudah memberiku jalan untuk bisa
mendekatinya. Semuanya takkan terjadi andai kita tak lagi sama-sama sendiri.
Sudah, ya. Aku memang cuma
berniat mampir. Aku mau terbang lagi.
Selamat menghabiskan malam-malam
bahagia bersama kekasih barumu!
Jangan berbuat ‘yang iya-iya’ sebelum waktunya, ya!
Hahaha.
Salam hangat dari masalalumu,
yang merasa sangat bodoh pernah bawa perasaan buatmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar