—You made me believe that there's
nothing in this world I can't be.
Untuk Tuan Baik Hati.
Dua tahun bukanlah waktu yang
singkat untuk menunggu. Apalagi menunggu hal tak pasti. Semakin lama rasanya
semakin menyayat hati. Tapi kamu lakukan itu untuk seorang wanita yang sering
tak tahu diri. Maka, terima rasa salutku, Tuan. Aku kagum padamu. Ternyata ada
seorang lelaki kuat hati yang mau mengorbankan sekian lama waktu.
Aku mungkin baru kali ini
mengenal ada manusia macam kamu. Karena kurasa sebelum injakan kaki ke angka
enambelas dalam satuan tahunku, aku terlalu dibutakan oleh kekaguman semu,
pembawa rasa sakit karena seseorang. Tapi kini, aku melihat dunia yang baru.
Atau mungkin akulah yang mulai bisa memandangnya dengan cara yang baru, sisi yang
baru. Terimakasih, Tuan. Andai tanpa kamu, tak dapat kubayangkan mau sampai
kapan aku jadi robot yang dikendalikan luka.
Bila pantas, Tuan. Aku ingin
memintamu tinggal lebih lama. Jangan pergi sebelum aku benar sadar diri. Jangan
hilang, sebelum semua ingatanku pulang. Ajari aku untuk melihat dengan hati.
Ajari aku untuk memaafkan mereka yang suka menyakiti. Untuk tabah, ketika hal
yang diharapkan ternyata malah menorehkan luka dalam. Aku tahu, dua tahun
adalah waktu yang cukup untuk membuatmu menjadi lebih dari dewasa.
Tuan, aku ingin minta maaf untuk
dua tahun perjuanganmu. Maaf karena aku tidak peka. Maaf karena aku terlalu
sibuk dengan mimpi-mimpiku, dengan hal yang ingin kugapai, mengatasnamakan
ambisiku. Maaf, aku terlalu fokus dengan semua itu, hingga aku lupa, ada
manusia yang setia menunggu. Maaf pula, setelah kita diberi kesempatan untuk
benar-benar belajar mengenal satu sama lain, aku belum bisa membalas semua
kebaikanmu. Entah apa yang membuatmu sedemikian sabar, Tuan. Yang kutahu, kamu
hebat, kamu kuat, dan kamu adalah penyelamat.
Sekalipun aku belum mengenal
siapa kamu, ijinkan aku mendaftarkan diri sebagai salah satu dari sekian
penggemarmu. Mungkin di luar sana ada banyak lelaki yang kelihatan lebih jago
dari kamu. Terlihat lebih meyakinkan untuk diperjuangkan. Tapi aku sudah jera
tentang semua itu. Aku lelah terkelabui arah. Dan aku takut terjatuh lagi,
Tuan. Aku takut berada dalam airmata yang sama. Sudah terlalu banyak jarum yang
menancap. Sudah terlalu banyak belati yang menggores. Sudah terlalu banyak
pedang yang datang.
Andai sopan permintaanku, Tuan.
Aku hanya ingin keluar dari lautan duka. Aku ingin bebas dari penjara rasa. Aku
ingin pergi dari dunia kecewa. Aku ingin terbang. Melewati lorong yang
membawaku pada seberkas terang. Menghirup udara tanpa resiko sesak di dada.
Sekali lagi, Tuan. Andai sopanlah permintaanku. Bisakah kamu mewujudkannya?
Ada satu hal, Tuan. Sebelum aku
lupa menyelipkannya, aku ingin kamu tahu, aku mengagumimu.
Dan dengan lagu ini, aku ingin
mematrimu dalam hati, menempatkanmu dalam sanubari.
No one ever saw
me like you do
All the things
that I could add up to
I never knew
just what a smile was worth
But your eyes
say everything without a single word
'Cause there's
something in the way you look at me
It's as if my
heart knows you're the missing piece
You made me
believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know
what you see
But there's
something in the way you look at me
If I could freeze some moment in my mind
Be the second
that you touch your lips to mine
I'd like to stop
the clock, make time stand still
'Cause, baby,
this is just the way I always wanna feel
I don't know how or why
I don't know how or why
I feel different
in your eyes
All I know is it
happens every time
The way you look
at me
Bila pantas kuberkata, Tuan.
Tolong, jangan pernah pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar