Minggu, 18 Mei 2014

Karenamu

—You made me believe that there's nothing in this world I can't be.

Untuk Tuan Baik Hati.

Dua tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menunggu. Apalagi menunggu hal tak pasti. Semakin lama rasanya semakin menyayat hati. Tapi kamu lakukan itu untuk seorang wanita yang sering tak tahu diri. Maka, terima rasa salutku, Tuan. Aku kagum padamu. Ternyata ada seorang lelaki kuat hati yang mau mengorbankan sekian lama waktu.

Aku mungkin baru kali ini mengenal ada manusia macam kamu. Karena kurasa sebelum injakan kaki ke angka enambelas dalam satuan tahunku, aku terlalu dibutakan oleh kekaguman semu, pembawa rasa sakit karena seseorang. Tapi kini, aku melihat dunia yang baru. Atau mungkin akulah yang mulai bisa memandangnya dengan cara yang baru, sisi yang baru. Terimakasih, Tuan. Andai tanpa kamu, tak dapat kubayangkan mau sampai kapan aku jadi robot yang dikendalikan luka.

Bila pantas, Tuan. Aku ingin memintamu tinggal lebih lama. Jangan pergi sebelum aku benar sadar diri. Jangan hilang, sebelum semua ingatanku pulang. Ajari aku untuk melihat dengan hati. Ajari aku untuk memaafkan mereka yang suka menyakiti. Untuk tabah, ketika hal yang diharapkan ternyata malah menorehkan luka dalam. Aku tahu, dua tahun adalah waktu yang cukup untuk membuatmu menjadi lebih dari dewasa.

Tuan, aku ingin minta maaf untuk dua tahun perjuanganmu. Maaf karena aku tidak peka. Maaf karena aku terlalu sibuk dengan mimpi-mimpiku, dengan hal yang ingin kugapai, mengatasnamakan ambisiku. Maaf, aku terlalu fokus dengan semua itu, hingga aku lupa, ada manusia yang setia menunggu. Maaf pula, setelah kita diberi kesempatan untuk benar-benar belajar mengenal satu sama lain, aku belum bisa membalas semua kebaikanmu. Entah apa yang membuatmu sedemikian sabar, Tuan. Yang kutahu, kamu hebat, kamu kuat, dan kamu adalah penyelamat.

Sekalipun aku belum mengenal siapa kamu, ijinkan aku mendaftarkan diri sebagai salah satu dari sekian penggemarmu. Mungkin di luar sana ada banyak lelaki yang kelihatan lebih jago dari kamu. Terlihat lebih meyakinkan untuk diperjuangkan. Tapi aku sudah jera tentang semua itu. Aku lelah terkelabui arah. Dan aku takut terjatuh lagi, Tuan. Aku takut berada dalam airmata yang sama. Sudah terlalu banyak jarum yang menancap. Sudah terlalu banyak belati yang menggores. Sudah terlalu banyak pedang yang datang.

Andai sopan permintaanku, Tuan. Aku hanya ingin keluar dari lautan duka. Aku ingin bebas dari penjara rasa. Aku ingin pergi dari dunia kecewa. Aku ingin terbang. Melewati lorong yang membawaku pada seberkas terang. Menghirup udara tanpa resiko sesak di dada. Sekali lagi, Tuan. Andai sopanlah permintaanku. Bisakah kamu mewujudkannya?

Ada satu hal, Tuan. Sebelum aku lupa menyelipkannya, aku ingin kamu tahu, aku mengagumimu.

Dan dengan lagu ini, aku ingin mematrimu dalam hati, menempatkanmu dalam sanubari.

No one ever saw me like you do
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word
'Cause there's something in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's something in the way you look at me
If  I could freeze some moment in my mind
Be the second that you touch your lips to mine
I'd like to stop the clock, make time stand still
'Cause, baby, this is just the way I always wanna feel
I don't know how or why
I feel different in your eyes
All I know is it happens every time
The way you look at me


Bila pantas kuberkata, Tuan.

Tolong, jangan pernah pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar